Sabtu, 31 Oktober 2015

IMRAN BIN HITHTHAN KHAWARIJ KARENA PENGARUH ISTRI


0⃣0⃣5⃣
oleh: al ustadz Abu Nasim Mukhtar bin Rifa’i
…………………………………..
❗Masya Allah ! Indah nian kata-kata wanita itu ! Sayang di balik kata-kata manis itu terselubung racun mematikan.

Tekad Abdurrahman bin Muljam untuk membunuh Ali akhirnya semakin bertambah kuat. Sejak dari awal, Abdurrahman meyakini bahwa rencananya untuk membunuh Ali adalah ibadah yang bisa mendekatkan dirinya kepada Allah.

⭕Ditambah lagi motivasi dan janji seorang wanita yang memikat hati.
Lalu, terjadilah pembunuhan tersebut,
INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAJI’UN

IMRAN BIN HITHTHAN DALAM PELARIAN

Imran bin Hiththan meninggal dunia pada tahun 84 H, setelah sekian lama melarikan diri dari kejaran Al Hajjaj. Imran selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Dari sebuah kabilah ke kabilah berikutnya. Setiap kali berpindah, Imran selalu menggunakan panggilan palsu agar tidak cepat diketahui.

Hingga akhirnya, Imran melarikan diri dan bersembunyi di negeri Oman. Di sana, gerakan Khawarij termasuk besar dan berkembang pesat. Akan tetapi, keberadaan Imran diketahui juga oleh Al Hajjaj. Sehingga, Imran lari dan bersembunyi di kabilah Azdi. Di sanalah Imran bin Hiththan meninggal dunia.

RIWAYAT IMRAN BIN HITHTHAN DI DALAM SHAHIH AL BUKHARI

✏Di dalam Shahih Al Bukhari, ditemukan dua riwayat Imran bin Hiththan yang dibawakan oleh Al Imam Al Bukhari. Hal ini tentu menjadi tanda tanya yang cukup besar bagi sebagian kalangan. Melihat rekam jejak Imran bin Hiththan yang menjadi seorang tokoh besar di kalangan Khawarij, kenapa bisa riwayatnya disebutkan di dalam Shahih Al Bukhari ?

✒Kedua riwayat Imran di dalam Shahih Al Bukhari ternyata hanya di dalam bab Mutaba’aat (riwayat pendukung).Bukan sebagai Ushul (riwayat utama).
Artinya, kedua riwayat Imran tersebut juga diriwayatkan dari banyak jalur dan jalan selain riwayat Imran. Sehingga tanpa riwayat Imran sekalipun, kedua Hadits tersebut tetap memiliki derajat shahih.

Sebagian Ulama menilai, riwayat Imran yang disebutkan oleh Imam Al Bukhari adalah riwayat Imran sebelum terbawa oleh paham Khawarij. Akan tetapi, Al Hafidz Ibnu Hajar menyanggah. Alasan beliau, Yahya bin Abi Katsir, perawi dari Imran, mendengar riwayat tersebut di Yamamah, saat Imran sedang melarikan diri dari kejaran Al Hajjaj.
Sebagian yang lain memberi udzur untuk Imam Al Bukhari dengan alasan Imran bin Hiththan telah bertaubat sebelum meninggal dunia. Namun, hal ini pun dinilai jauh dari kebenaran oleh Al Hafidz Ibnu Hajar.

Yang jelas, Al Imam Al Bukhari memiliki prinsip yang sangat ketat di dalam membawakan riwayat dari seorang perawi yang terbawa oleh paham bid’ah. Selain itu, riwayat-riwayat tersebut pun sebagai pendukung saja.
WALLAHU A’LAM.

Referensi:
– Lisanul Mizan karya Al Hafidz Ibnu Hajar
– Siyar A’lam An Nubala karya Adz Dzahabi
– Tahdzibut Tadzib karya Al Hafidz Ibnu Hajar
– Al Kamil karya Al Mubarrid
Fathul Bari karya Al Hafidz Ibnu Hajar
– At Tarikh karya Ath Thobari

( Tammat )
— diambil dari majalah Qudwah hal 21-26, edisi 10 vol 1 1434 H/2013 —

=====*****=====
Publikasi:
WA Salafy Solo
www.salafymedia.com
6 Muharram 1437 H | 19 Oktober 2015