Senin, 26 Oktober 2015

" KOPAS" antara virus dan budaya

Mohon maaf Sekedar murojaah Faedah dari ustadz Abu Naufal:

�� ➡ �� Pesatnya perkembangan teknologi seakan membuat dunia ini tanpa batas. Informasi laksana rongga tanpa sekat. Munculnya sarana komunikasi berupa sosial media turut andil dalam cepatnya pertukaran  informasi tersebut. 

Namun alangkah sayangnya, kemudahan teknologi informasi membuat begitu banyak berita tersebar tanpa sumber yg jelas.
�� Maka muncullah fenomena copas ( baca = kopas ), copy paste. Dengan bersembunyi di balik logika sederhana, yaitu membantu sesama dan mencegah kejelekan orang lain, membuat "virus copas" begitu cepat beranak-pinak.

❗ Bukan hanya melanda masyarakat umum, bahkan virus ini mulai menjangkiti kalangan salafiyyin. Sering kali salafiyyin terikut latah dengannya.

�� Dalilpun mereka jadikan pijakan :

من سن سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها

Begitu dapat berita, begitu cepat pula dilepas (forward) ke group kawan atau group sendiri.

�� �� Padahal, salafy sangat dikenal akan nilai-nilai ilmiyahnya.

�� Sungguh ironi dan sangat kontradiktif....

����  Alhamdulillah masih ada diantara kita yang berkenan melakukan pengecekan atau menanyakan kebenaran artikel bc (broadcast) tersebut. Tujuannya agar jelas dan pasti kebenarannya.

�� Kalau bukan dari sumber literatur yg dianggap kompeten & teruji validitasnya, ada baiknya kita berpikir beribu kali utk forward ulang.
��  Salah satu contoh artikel "Wabah pengerasan otak akibat aspartam" yang sempat membawa nama sebuah organisasi IDI. Ada juga, "Asal usul kanker di rahim" dan masih banyak lagi.

Judul artikel-artikel di atas adalah sedikit contoh dari artikel hoax (baca: kabar burung, gosip atau tidak jelas sumbernya).

�� �� Dari sisi patofisiologi, seperti pada artikel "Asal usul Kanker di Rahim" belum pernah kita mendapatkan hubungan sebab akibat yg logis, baik secara kajian teori maupun empirik.

Lalu......... bagaimana bisa kita sedemikian mudah menyebarkannya❓❓❓

Akhir kata.....
�� kita wajib waspada dengan setiap berita/kabar yang masuk agar kita terhindar dari kebiasaan "قيل وقال".

Cukuplah apa yg disampaikan Rasulullah sebagai pengingat kita.....

" كفى بالمرء كذبا أن يحدث بكل ما سمع "

Barakallahu fiik

dr. "Cak" Jamil
�� Tim Medis Salafy ��