( Bagian 1)
Kalau kita berbicara masalah orang-orang salaf terdahulu, memang tidak membosankan dan selalu menarik untuk di simak. Keutamaan yang Allah berikan kepada mereka, sangat jarang kita jumpai saat sekarang. Walaupun keutamaan yang mereka miliki tidak bisa kita capai, namun setidaknya hal itu bisa menjadi ibrah dan motivasi agar kita berusaha mencontoh mereka dalam berbagai sisi kebaikan. Jangan engkau lupakan bahwa generasi salaf adalah generasi orang-orang yang cerdas. Jangan di anggap kalau mereka itu orang-orang primitif yang terbelakang. Tinta-tinta para ulama telah menorehkan sejarah masa keemasan para ulama salaf. Contoh saja dari sisi kekuatan hafalan yang Allah berikan kepada mereka -rahimahumullah -. Luar biasa menakjubkan. Seperti beberapa kisah yang membuat manusia berdecak kagum, di antaranya adalah :
1⃣ 'Amir bin Syarahil Asy-Sya'bi ( wafat thn. 104 H.)
Beliau pernah berkata :"Aku tidak pernah meletakkan hitam di atas putih (menulis) sama sekali. Dan tidak ada seorangpun yang menyampaikan kepadaku sebuah hadits, kemudian aku memerlukan untuk dia mengulangi lagi kepadaku."
(Al-Hatsu 'ala Thalabil 'Ilmi 71,72 dan Al-Hatsu 'ala Hifdzil 'Ilmi hal. 49).
Yakni, sekali saja Asy-Sya'bi mendengar hadits, beliau sudah langsung hafal. Bandingkan dengan diri kita masing-masing. Adakah perbedaan? Silahkan jawab sendiri.
2⃣ Qatadah Ibnu Di'amah As-Sadusi (wafat thn. 118 H)
Beliau berkata : "Aku tidak pernah berkata sama sekali kepada ahli hadits : 'Ulangi kepadaku'. Dan sama sekali kedua telingaku tidak pernah mendengarkan sesuatu kecuali hatiku telah menyimpannya (menghafalnya). "
(Tadzkirah Al-Huffadz 1/123, Siyar A'lamin Nubala 5/276, dan Al-Hatsu 'ala Hifdzil 'Ilmi 54)
Beliau -rahimahullah - juga berkata : "Aku duduk belajar kepada Sa'id Ibnul Musayyab/Musayyib, selama empat hari beliau menyampaikan hadits kepadaku. Maka pada suatu hari beliau berkata : 'Engkau tidak menulis? Apakah yang aku sampaikan kepadamu bisa engkau pegang?' Maka aku berkata kepadanya : 'Jika engkau mau, akan aku sampaikan kepadamu apa yang telah engkau sampaikan kepadaku.' Qatadah berkata : Maka aku ulangi kepadanya apa yang telah beliau sebutkan (kepadaku). Maka beliau memandangiku dan berkata : 'Engkau adalah orang yang ahli untuk menyampaikan, maka bertanyalah!' Akupun menghadap dan bertanya kepadanya.
(Hilyatul Auliya 2/333)
Imam Ahmad berkata tentang Qatadah : "Qatadah adalah orang paling hafidznya penduduk Bashrah. Tidaklah dia mendengar sesuatu melainkan dia (langsung) menghafalnya. Pernah di bacakan kepadanya shahifah Jabir satu kali saja, diapun bisa menghafalnya."
(Siyar A'lamin Nubala 5/276)
(bersambung insya Allah)
Admin KIB Abu Laits Fauzan
Kajian Ilmiah Bontang