APAKAH UCAPAN SEORANG SUAMI KEPADA ISTRINYA, "WAHAI IBUKU" ATAU SEMISALNYA TERMASUK ZHIHAR?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
💺 قال العلامة فقيه العصر محمد بن صالح العثيمين -رحمه اللّٰه -:
⬅✋ فإذا قال: يا أمي تعالي، أصلحي الغداء فليس بظهار،
🌕🚫 لكن ذكر الفقهاء -رحمهم الله- أنه يكره للرجل أن ينادي زوجته باسم محارمه، فلا يقول: يا أختي، يا أمي، يا بنتي، وما أشبه ذلك،
❎☑ وقولهم ليس بصواب؛ لأن المعنى معلوم أنه أراد الكرامة، فهذا ليس فيه شيء، بل هذا من العبارات التي توجب المودة والمحبة والألفة.
📚 المصدر: الشرح الممتع على زاد المستقنع: ٢٣٦/١٣
—————————————
💺 Al-'Allamah Faqihul 'Ashr Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah berkata:
➡✋ Jika seorang suami mengatakan kepada istrinya: “Wahai Ibuku! Kemarilah, siapkan makan siang”, ucapan ini bukanlah termasuk zhihar.
🌕🚫 Namun para ahli fikih -rahimahumullah- menyebutkan bahwa: dibenci bagi seorang suami memanggil istrinya dengan sebutan mahram-mahramnya, sehingga tidak boleh baginya memanggil istrinya: “Wahai Saudariku”, “Wahai Ibuku“, “Wahai putriku”, dan yang semisalnya.
❎☑ Namun perkataan (pendapat) mereka ini tidaklah benar, karena makna dari panggilan itu sudah maklum, bahwa si suami bermaksud memuliakan istrinya, maka ini tidaklah mengapa, bahkan panggilan-panggilan seperti ini dapat mendatangkan rasa sayang, cinta, dan keakaraban.
📚 Sumber: Asy-Syarhul Mumti’ 'ala Zaadil Mustaqni': 13/236.
==========================
📝 Alih Bahasa: Syabab Riyadhul Jannah.
--------------------------------
🌎 WhatsApp Riyadhul Jannah.
--------------------------------
🍁🌸🍁🌸🍁🌸🍁🌸🍁🌸
🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻
Di publikasikan juga oleh :
📚 Tholibul Ilmi Cikarang