Kamis, 07 Januari 2016

APAKAH UCAPAN SEORANG SUAMI KEPADA ISTRINYA, "WAHAI IBUKU" ATAU SEMISALNYA TERMASUK ZHIHAR?

APAKAH UCAPAN SEORANG SUAMI KEPADA ISTRINYA, "WAHAI IBUKU" ATAU SEMISALNYA TERMASUK ZHIHAR?

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

💺 قال العلامة فقيه العصر محمد بن صالح العثيمين -رحمه اللّٰه -:

⬅✋ فإذا قال: يا أمي تعالي، أصلحي الغداء فليس بظهار،

🌕🚫 لكن ذكر الفقهاء -رحمهم الله- أنه يكره للرجل أن ينادي زوجته باسم محارمه، فلا يقول: يا أختي، يا أمي، يا بنتي، وما أشبه ذلك،

❎☑ وقولهم ليس بصواب؛ لأن المعنى معلوم أنه أراد الكرامة، فهذا ليس فيه شيء، بل هذا من العبارات التي توجب المودة والمحبة والألفة.

📚 المصدر: الشرح الممتع على زاد المستقنع: ٢٣٦/١٣

—————————————

💺 Al-'Allamah Faqihul 'Ashr Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah berkata:

➡✋ Jika seorang suami mengatakan kepada istrinya: “Wahai Ibuku! Kemarilah, siapkan makan siang”, ucapan ini bukanlah termasuk zhihar.

🌕🚫 Namun para ahli fikih -rahimahumullah- menyebutkan bahwa: dibenci bagi seorang suami memanggil istrinya dengan sebutan mahram-mahramnya, sehingga tidak boleh baginya memanggil istrinya: “Wahai Saudariku”, “Wahai Ibuku“, “Wahai putriku”, dan yang semisalnya.

❎☑ Namun perkataan (pendapat) mereka ini tidaklah benar, karena makna dari panggilan itu sudah maklum, bahwa si suami bermaksud memuliakan istrinya, maka ini tidaklah mengapa, bahkan panggilan-panggilan seperti ini dapat mendatangkan rasa sayang, cinta, dan keakaraban.

📚 Sumber: Asy-Syarhul Mumti’ 'ala Zaadil Mustaqni': 13/236.

==========================
📝 Alih Bahasa: Syabab Riyadhul Jannah.

--------------------------------
🌎 WhatsApp Riyadhul Jannah.
--------------------------------
🍁🌸🍁🌸🍁🌸🍁🌸🍁🌸

🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻
Di publikasikan juga oleh :

📚 Tholibul Ilmi Cikarang