Rabu, 07 Oktober 2015

SEPERTI ILMU PADI, SEMAKIN BERISI SEMAKIN MERUNDUK

Kurang lebih demikianlah peribahasa untuk menggambarkan bahwa seseorang tatkala semakin tinggi derajatnya, akan semakin rendah hati. Semakin berilmu, akan semakin tawadhu'. Berbeda halnya dengan orang yang masih baru belajar, ilmunya masih pas-pasan atau malah mungkin belum pas. Seringkali kita dapati orang seperti ini berlagak seolah-olah dia sudah seperti Syaikhul Islam. Bantah sana bantah sini. Guru-gurunya sendiripun, dengan congkaknya dia bantah dan dia cerca dengan kejahilan. Dia merasakan dirinya telah mencapai derajat yang lebih tinggi dari orang lain. Orang lain menurutnya lebih bodoh dan lebih rendah kalau di sejajarkan dengan dirinya. Siapapun yang menyelisihinya dia anggap sebagai orang yang salah. Seolah-olah kebenaran itu hanya ada di tangannya. Allahul musta'an.
   Tidakkah engkau merasa malu dengan keterbatasanmu? Mana sikap tawadhu'mu?Tidakkah engkau tahu, bahwa para ulama salaf dahulu kala, yang jelas-jelas keilmuannya jauh dan amat jauh di bandingkan kita, namun mereka adalah orang-orang yang terkenal tawadhu'nya. Jangan sampai terbetik dalam benak, bahwasanya kita lebih berilmu di bandingkan mereka. Ingatlah, atau bacalah sebuah hadits yang mulia, kemudian jadikanlah hadits ini sebagai salah satu bekal hidupmu!

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
((ما نقصت صدقة من مال ومازادالله عبدا بعفو إلا عزا وما تواضع أحد لله إلا رفعه الله))
رواه مسلم
   "Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, tidaklah Allah menambahkan bagi hamba yang pemaaf kecuali kemuliaan, dan tidaklah seseorang tawadhu karena Allah melainkan Allah akan mengangkat derajatnya. "
(HR. Muslim) .

   Wahai saudaraku! Hiasilah ilmumu dengan perhiasan yang menjadikan dia indah, menentramkan dan menyejukkan hati. Jadikanlah ilmumu sebagai ilmu yang bermanfaat, bukan sebagai bala. Akankah engkau menjadikan ilmu yang engkau miliki itu bermanfaat? Kalau engkau mau demikian, maka kenalilah ciri-ciri ilmu itu bermanfaat.
   Di antara ciri-ciri bahwa ilmu itu bermanfaat adalah, sebagaimana di sebutkan di dalam Hilyah Thalibul Ilmi :
1. Beramal dengannya
2. Tidak suka tazkiyah, pujian, dan takabbur kepada makhluk
3. Engkau akan semakin tawadhu' setiap kali bertambah ilmumu.
   Berkata Syaikh Al-'Utsaimin -rahimahullah -:
   "Secara hakikat ini adalah cabang dari point kedua. Yakni, engkau tidak suka takabbur (sombong) kepada makhluk. Dan sepantasnya bagi seseorang setiap kali bertambah ilmunya, bertambah pula tawadhu'nya. "
(Syarh Hilyah Thalibul Ilmi hal. 236)
4. Lari menjauhi cinta kepemimpinan dan ketenaran di dunia
5. Meninggalkan pengakuan sebagai seorang 'alim (berilmu)
6. Berprasangka buruk kepada dirinya sendiri, dan berlaku baik kepada orang lain (tidak suka berprasangka buruk kepada orang lain -pent).
   Semoga catatan yang ringkas dan penuh kekurangan ini bisa menjadi nasihat bagi ana pribadi dan bagi kaum muslimin. Dan semoga Allah -subhanahu wata'ala - memberikan barakah pada ilmu yang telah kita dapatkan. Amin.

�� Admin KIB Abu Laits Fauzan

�� Kajian Ilmiah Bontang